Profil Tasik Malaya

Kabupaten Tasikmalaya

Loncat ke navigasiLoncat ke pencarian
Kabupaten Tasikmalaya
Tasikmalaya Regency Seal.png
Lambang Kabupaten Tasikmalaya

Semboyan: Sukapura ngadaun ngora

JulukanBeieren van Java
Mutiara dari Priangan Timur


Peta lokasi Kabupaten Tasikmalaya di Jawa Barat
Koordinat: 107°56'-108°8' BT, 7°10'-7°49' LS
ProvinsiJawa Barat
Hari jadi21 Agustus
Ibu kotaSingaparna
Pemerintahan
-BupatiH. Ade Sugianto, S.I.P.
APBD
-APBDRp 2.330.268.301.640 (2017)[1]
-DAURp 1.600.871.185.752(2017)[1]
Luas2.712,52 km2
Populasi
-Total1.876.544 jiwa (2013)
-Kepadatan691,81 jiwa/km2
Demografi
-Suku bangsaSunda
-BahasaIndonesia, Sunda
-Zona waktuWIB
-Kode area telepon0265
Pembagian administratif
-Kecamatan39
-Kelurahan348
Simbol khas daerah
Situs webhttp://www.tasikmalayakab.go.id/
Kabupaten Tasikmalaya (aksara Sundaᮊᮘᮥᮕᮒᮦᮔ᮪ ᮒᮞᮤᮊ᮪ᮙᮜᮚ, Latin: Kabupatén Tasikmalaya) adalah sebuah kabupatendi Provinsi Jawa BaratIndonesia. Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Majalengka dan Kota Tasikmalaya di utara, Samudera Hindia di selatan, Kabupaten Ciamis dan Kabupaten Pangandaran di timur, dan Kabupaten Garut di barat.
Terletak di tenggara daerah Priangan, Kabupaten Tasikmalaya sejauh ini dinilai sebagai kabupaten paling besar dan berperan penting di wilayah Priangan Timur. Sebagian besar wilayah Kabupaten ini merupakan daerah hijau, terutama pertanian dan kehutanan, sementara petani menetap sebagai mayoritas penduduk.[2]
Kabupaten Tasikmalaya terkenal akan produksi KerajinannyaSalak,[3] sementara Nasi Tutug Oncom adalah makanan terkenal dari Kabupaten ini. Kabupaten Tasikmalaya juga dikenal sebagai pusat keagamaan besar di Jawa Barat, yang memiliki lebih dari 800 pesantren tersebar di penjuru wilayah Kabupaten.[4]

Etimologi[sunting | sunting sumber]

Toponomi[sunting | sunting sumber]

Perbukitan Sepuluh Ribu, tumpukan perbukitan dari letusan Gunung Galunggung
Pada awalnya, nama yang menjadi cikal-bakal Tasikmalaya terdapat di daerah Sukapura. Sukapura dahulunya bernama Tawang atau Galunggung, sering juga disebut Tawang-Galunggung. Tawang berarti sawah atau tempat yang luas terbuka. Penyebutan Tasikmalaya menuncul setelah Gunung Galunggung meletus sehingga wilayah Sukapura berubah menjadi Tasik (danau, laut) dan malaya dari (ma)layah yang bermakna ngalayah (bertebaran) atau deretan pegunungan di pantai Malabar (India). Jadi Tasikmalaya berarti danau yang bertebaran atau danau di gugusan bukit. Namun secara bahasa Sunda, Tasikmalaya mungkin juga mengandung arti keusik ngalayah, bermakna banyak pasir di mana-mana.[5]

Geografi[sunting | sunting sumber]

Perbukitan Kabupaten Tasikmalaya. Gambar diambil dari Kecamatan Sodong Hilir, Kabupaten Tasikmalaya
Sebagian besar wilayah Kabupaten Tasikmalaya merupakan daerah perbukitan, khususnya di daerah timur Kabupaten. Beberapa berupa pegunungan, seperti yang terlihat di bagian barat laut dimana pegunungan Galunggung berada. Hanya 13.05% bagian dari Kabupaten yang terletak di dataran rendah dengan ketinggian dari nol hingga 200 meter. Sementara ketinggian rata-rata dari Kabupaten ini adalah 200 hingga 500 meter.[6] Sisanya menjulang hingga ketinggian puncak Gunung Galunggung 2,168 meter.[7]
Peta memperlihatkan letak Kabupaten Tasikmalaya di Jawa Barat
Kabupaten ini dilalui oleh rantai gunung berapi di Pulau Jawa, di mana daerah ini secara alami memiliki tanah yang kaya dan subur, dan memberikan kelimpahan sumber daya air. Kabupaten Tasikmalaya juga berada rendah di rongga lereng gunung, yang memasok tangkapan curah hujan dan kawasan resapan air lebih banyak. Kelebihan tersebut didukung oleh iklim tropis hutan hujan di mana Kabupaten Tasikmalaya mendapatkan hujan deras.

Iklim[sunting | sunting sumber]

Seperti halnya Kabupaten-kabupaten lain di Priangan, Tasikmalaya mengalami iklim tropis hutan hujan.[8] Kabupaten ini menerima curah hujan tahunan rata-rata 2,072 mm.[9] Meskipun mendapatkan hujan deras[8], Kabupaten ini memiliki temperatur yang sedang. Suhu rata-rata harian Kabupaten Tasikmalaya bervariasi, berkisar antara 20 ° sampai 34 °C di daerah dataran rendah dan 18 ° sampai 22 °C di daerah dataran tinggi.[9]

Letak[sunting | sunting sumber]

Kabupaten Tasikmalaya meliputi area seluas 2,563.35 km persegi.[6] Kabupaten Tasikmalaya ini berbatasan dengan Kabupaten Garutdari sebelah barat, dibatasi oleh dataran tinggi Pegunungan Galunggung, sepanjang barat daya hingga barat laut. Jauh ke utara, Kabupaten Tasikmalaya berbatasan dengan Kabupaten Majalengka dan berlanjut hingga ke tenggara berbatasan dengan Kabupaten Ciamis dan Kabupaten Pangandaran. Selain itu, Kabupaten berbagi sedikit daerahnya dengan Kota Tasikmalaya, yang terletak di perbatasan timur laut. Sementara di selatan, Kabupaten Tasikmalaya dibatasi oleh Samudera Hindia. Kabupaten Tasikmalaya memiliki bentangan terjauh dari utara ke selatan sekitar 75 Km, dan sekitar 56,25 Km dari timur ke barat.[10]

Batas Wilayah[sunting | sunting sumber]

UtaraKabupaten Majalengka/Kabupaten Ciamis
TimurKabupaten Ciamis
SelatanSamudera Hindia
BaratKabupaten Garut

Sejarah[sunting | sunting sumber]

Seorang ibu sedang menyusui anaknya di Tasik tahun 1902-an (foto dokumen oleh Carleton H Graves)
Sebuah foto tahun 1920-1935, menunjukan panorama Kabupaten Tasikmalaya - Neglasari, Kecamatan Salawu.
Dimulai pada abad ke VII sampai abad ke XII di wilayah yang sekarang dikenal sebagai Kabupaten Tasikmalaya, diketahui adanya suatu bentuk Pemerintahan Kebataraan dengan pusat pemerintahannya di sekitar Galunggung, dengan kekuasaan mengabisheka raja-raja (dari Kerajaan Galuh) atau dengan kata lain raja baru dianggap syah bila mendapat persetujuan Batara yang bertahta di Galunggung. Batara atau sesepuh yang memerintah pada masa abad tersebut adalah sang Batara Semplakwaja, Batara Kuncung Putih, Batara Kawindu, Batara Wastuhayu, dan Batari Hyang yang pada masa pemerintahannya mengalami perubahan bentuk dari kebataraan menjadi kerajaan.[11]
Sebuah jalan menuju Kabupaten Tasikmalaya, sementara Gunung Galunggung terlihat di kejauhan - 1920-1940.
Kerajaan ini bernama Kerajaan Galunggung yang berdiri pada tanggal 13 Bhadrapada 1033 Saka atau 21 Agustus 1111 dengan penguasa pertamanya yaitu Batari Hyang, berdasarkan Prasasti Geger Hanjuang yang ditemukan di bukit Geger Hanjuang, Desa Linggawangi, Kecamatan Leuwisari, Tasikmalaya. Dari Sang Batari inilah mengemuka ajarannya yang dikenal sebagai Sang Hyang Siksakanda ng Karesian. Ajarannya ini masih dijadikan ajaran resmi pada zaman Prabu Siliwangi (1482-1521 M) yang bertahta di Pakuan Pajajaran. Kerajaan Galunggung ini bertahan sampai 6 raja berikutnya yang masih keturunan Batari Hyang.[11]

Periode modern[sunting | sunting sumber]

Periode selanjutnya adalah periode pemerintahan di Sukakerta dengan Ibu kota di Dayeuh Tengah (sekarang termasuk dalam Kecamatan Salopa, Tasikmalaya), yang merupakan salah satu daerah bawahan dari Kerajaan Pajajaran. Penguasa pertama adalah Sri Gading Anteg yang masa hidupnya sezaman dengan Prabu Siliwangi. Dalem Sukakerta sebagai penerus tahta diperkirakan sezaman dengan Prabu Surawisesa (1521-1535 M) Raja Pajajaran yang menggantikan Prabu Siliwangi.[11]
Pada masa pemerintahan Prabu Surawisesa kedudukan Pajajaran sudah mulai terdesak oleh gerakan kerajaan Islam yang dipelopori oleh Cirebon dan Demak. Sunan Gunung Jati sejak tahun 1528 berkeliling ke seluruh wilayah tanah Sunda untuk mengajarkan Agama Islam. Ketika Pajajaran mulai lemah, daerah-daerah kekuasaannya terutama yang terletak di bagian timur berusaha melepaskan diri. Mungkin sekali Dalem Sukakerta atau Dalem Sentawoan sudah menjadi penguasa Sukakerta yang merdeka, lepas dari Pajajaran. Tidak mustahil pula kedua penguasa itu sudah masuk Islam.[11]
Periode selanjutnya adalah pemerintahan di Sukapura yang didahului oleh masa pergolakan di wilayah Priangan yang berlangsung lebih kurang 10 tahun. Munculnya pergolakan ini sebagai akibat persaingan tiga kekuatan besar di Pulau Jawa pada awal abad XVII Masehi: Mataram, banten, dan VOC yang berkedudukan di Batavia. Wirawangsa sebagai penguasa Sukakerta kemudian diangkat menjadi Bupati daerah Sukapura, dengan gelar Wiradadaha I, sebagai hadiah dari Sultan Agung Mataram atas jasa-jasanya membasmi pemberontakan Dipati Ukur. Ibu kota negeri yang awalnya di Dayeuh Tengah, kemudian dipindah ke Leuwiloa Sukaraja dan “negara” disebut “Sukapura”.[11] Berdasarkan titimangsa dari Piagam Sultan Agung Mataran, Sukapura terbentuk pada 9 Muharram Taun Alip yang bersamaan dengan 16 Juli 1633 atau 20 April 1641.[12]
Setelah Pasundan diserahkan oleh Susuhunan Pakubuwana I kepada Kompeni, berdasarkan perjanjian 5 Oktober 1705, Kabupaten Sukapura berada dalam pengawasan Kepala Bupati )Opsigter-Regent) yang berkedudukan di Cirebon.[12]
Raden Tumenggung Wirahadiningrat, regentManonjya (masa jabatan 1875-1901), berpakaian buru
Pada masa pemerintahan R.T. Surialaga (1813-1814) ibu kota Kabupaten Sukapura dipindahkan ke Tasikmalaya. Kemudian pada masa pemerintahan Wiradadaha VIII ibu kota dipindahkan ke Manonjaya (1832). Perpindahan ibu kota ini dengan alasan untuk memperkuat benteng-benteng pertahanan Belanda dalam menghadapi Diponegoro. Alasan lain adalah sedang giatnya pembangunan Jalan Pos dan Jalan Kereta Api menuju Tasikmalaya. disamping banyaknya Orang Belanda yang membuka lahan perkebunan karet dan teh di Tasikmalaya Selatan.[12] Pada tanggal 1 Oktober 1901 ibu kota Sukapura dipindahkan kembali ke Tasikmalaya. Latar belakang pemindahan ini cenderung berrdasarkan alasan ekonomis bagi kepentingan Belanda. Pada waktu itu daerah Galunggung yang subur menjadi penghasil kopi dan nila. Sebelum diekspor melalui Batavia terlebih dahulu dikumpulkan di suatu tempat, biasanya di ibu kota daerah. Letak Manonjaya kurang memenuhi untuk dijadikan tempat pengumpulan hasil-hasil perkebunan yang ada di Galunggung.[11]
Nama Kabupaten Sukapura pada tahun 1913, masa pemerintahan Bupati XIV Sukapura diganti namanya menjadi Kabupaten Tasikmalaya dengan R.A.A Wiratanuningrat (1908-1937) sebagai Bupatinya.[11][12]
Tanggal 21 Agustus 1111 Masehi dijadikan Hari Jadi Tasikmalaya berdasarkan Prasasti Geger Hanjuang yang dibuat sebagai tanda upacara pentasbihan atau penobatan Batari Hyang sebagai Penguasa di Galunggung.[11]

Sejarah pemerintahan Bupati (1641 to 1937)[sunting | sunting sumber]

  • 1641-1674: Raden Ngabehi Wirawangsa (Raden Tumenggung Wiradadaha I)
  • 1674: Raden Jayamanggala (Raden Tumenggung Wiradadaha II)
  • 1674-1723: Raden Anggadipa I (Raden Tumenggung Wiradadaha III)
  • 1723-1745: Raden Subamanggala (Raden Tumenggung Wiradadaha IV)
  • 1745-1747: Raden Secapati (Raden Tumenggung Wiradadaha V)
  • 1747-1765: Raden Jaya Anggadireja (Raden Tumenggung Wiradadaha VI)
  • 1765-1807: Raden Djayamanggala II (Raden Tumenggung Wiradadaha VII)
  • 1807-1837: Raden Anggadipa II (Raden Tumenggung Wiradadaha VIII)
  • 1837-1844: Raden Tumenggung Danudiningrat
  • 1844-1855: Raden Tumenggung Wiratanubaya
  • 1855-1875: Raden Tumenggung Wiraadegdana
  • 1875-1901: Raden Tumenggung Wirahadiningrat
  • 1901-1908: Raden Tumenggung Prawirahadingrat
  • 1908-1937: Raden Tumenggung Wiratanuningrat

Pemerintahan[sunting | sunting sumber]

Kediaman bupati Tasikmalaya (1925-1933)

Daftar Bupati[sunting | sunting sumber]

{{{post}}}
Tasikmalaya Regency Seal.png
Wakil Bupati Tasikmalaya Ade Sugianto.png
Petahana
H. Ade Sugianto, S.I.P.

sejak 7 September 2018
Dibentuk1807
Pejabat pertamaRaden Anggadipa II
Berikut ini adalah daftar Bupati Tasikmalaya. <onlyinclude>
NoBupatiMulai menjabatAkhir menjabatPrd.Ket.Wakil Bupati
1
Raden Anggadipa II
1807
1837
1
[ket. 1]
2
Raden Tumenggung Danudiningra
1837
1844
2
[ket. 2]
3
Raden Tumenggung Wiratanubaya
1844
1855
3
4
Raden Tumenggung Wiraadegdana
1855
1875
4
5
Raden Tumenggung Wirahadiningrat
1875
1901
5
6
Raden Tumenggung Prawirahadingrat
1901
1908
6
7
Raden Tumenggung Wiratanuningrat
1908
1937
7
8
Raden Tumenggung Wiradipoetra
1938
1944
8
[ket. 3]
9
Raden Tumenggung Aria Soenarya
1944
1947
9
10
R. Abas Wilagasomantri
1948
1951
10
11
R. Priatnakusumah
1951
1957
11
12
R. Ipung Gandapraja
1957
1958
12
13
R. Memet Supartadirja
1958
1966
13
14
Kolonel Inf. 
Husen Wangsaatmadja
Februari 1966
14 Februari 1974
14
15
Drs. H. 
Kartiwa Suryasaputra
14 Februari 1974
5 Maret 1976
15
16
Kolonel Inf. 
A. Benyamin
5 Maret 1976
5 Maret 1981
16
17
Kol. Inf. H. 
Hudly Bambang Aruman
5 Maret 1981
5 Maret 1981
17
18
Kol. Inf. H. 
Adang Roosman
SH
8 Maret 1986
8 Maret 1991
18
19
Kol. Inf. H. 
SuiIjana Wirata Hadisubrata
8 Maret 1991
8 Maret 1996
19
8 Maret 1996
8 Maret 2001
20
20
Tatang farhanul hakim.jpgDrs. H. 
Tatang Farhanul Hakim
M.Pd
8 Maret 2001
8 Maret 2006
21
8 Maret 2006
8 Maret 2011
22
Hidayat
21
Uu Ruzhanul Ulum.jpegH. 
Uu Ruzhanul Ulum
S.E.
8 Maret 2011
8 Maret 2016
23
Ade Sugianto
8 Maret 2016
7 September 2018
24
25
Wakil Bupati Tasikmalaya Ade Sugianto.pngH. Ade Sugianto, S.I.P.
(Pelaksana Tugas)
7 September 2018
Petahana
Keterangan
  1. ^ Berkedudukan di Manonjaya, bergelar Raden Tumenggung Wiradadaha VIII
  2. ^ berkedudukan di Manonjaya
  3. ^ Berkedudukan di Tasikmalaya

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ a b "Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun 2016-2017"Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan, Kementerian Keuangan Republik Indonesia. Humas DJPK. 9 Mei 2017. Diakses tanggal 21 Januari 2018.
  2. ^ "Penduduk dan Tenaga Kerja - Jawa Barat" (PDF). Pemerintah Jawa Barat. 2008. hlm. 88. Diakses tanggal 06 January 2011.
  3. ^ "Pertanian - Jawa Barat" (PDF). Pemerintah Jawa Barat. 2008. hlm. 330. Diakses tanggal 06 January 2011.
  4. ^ Christomy 1959, p. 22.
  5. ^ "Toponimi Jawa Barat" (PDF) (dalam bahasa Indonesian). Pemerintah Jawa Barat. hlm. 110. Diakses tanggal 06 January 2011.
  6. ^ a b "Selayang Pandang Kabupaten Tasikmalaya". Pemerintah Jawa Barat. Diakses tanggal 06 January 2011.
  7. ^ "Kondisi Geografis - Jawa Barat" (PDF). Pemerintah Jawa Barat. 2008. hlm. 14. Diakses tanggal 06 January 2011.
  8. ^ a b "Updated world map of the Koppen-Geiger climate classification" (PDF). Hydrol. Earth Syst. Sci.,. 2007. Diakses tanggal 06 January 2011.
  9. ^ a b "Peta Jawa Barat". Pemerintah Jawabarat. Diakses tanggal 06 January 2011.
  10. ^ "Peta Jawa Barat". Pemerintah Jawa Barat. Diakses tanggal 06 January 2011.
  11. ^ a b c d e f g h "Sejarah Singkat Kabupaten Tasikmalaya". Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya. Diakses tanggal 06 January 2011.
  12. ^ a b c d Soemantri, Emuch Herman (1979). Sajarah Sukapura. Jakarta: Universitas Indonesia.

Lihat pula[sunting | sunting sumber]

Dewan Perwakilan[sunting | sunting sumber]

Kecamatan[sunting | sunting sumber]

Kabupaten Tasikmalaya terdiri atas 39 kecamatan (bahasa SundaKacamatan), yang dibagi lagi atas 351 desa dan kelurahan.[1] Kota Tasikmalaya sempat menjadi bagian dari wilayah Kabupaten Tasikmalaya, tetapi kini menjadi kota otonom sejak 21 Juni 2001. Sejak itu, secara bertahap pusat pemerintahan kabupaten ini dipindahkan ke Kecamatan Singaparna.
Kecamatan-kecamatan di Kabupaten Tasikmalaya[2] Ciutkan
  1. Kadipaten
  2. Pagerageung
  3. Ciawi
  4. Sukaresik
  5. Jamanis
  6. Sukahening
  7. Rajapolah
  8. Cisayong
  9. Cigalontang
  10. Sariwangi
  11. Leuwisari
  12. Padakembang
  13. Sukaratu
  14. Singaparna
  15. Salawu
  16. Mangunreja
  17. Sukarame
  18. Manonjaya
  19. Cineam
Peta penyebaran kecamatan di Kabupaten Tasikmalaya
  1. Taraju
  2. Puspahiang
  3. Tanjungjaya
  4. Sukaraja
  5. Gunungtanjung
  6. Karangjaya
  7. Bojonggambir
  8. Sodonghilir
  9. Parungponteng
  10. Jatiwaras
  11. Salopa
  12. Culamega
  13. Bantarkalong
  14. Bojongasih
  15. Cibalong
  16. Cikatomas
  17. Cipatujah
  18. Karangnunggal
  19. Cikalong
  20. Pancatengah

Pendidikan[sunting | sunting sumber]

Kabupaten Tasikmalaya memiliki sejumlah perguruan tinggi, di antaranya Institut Agama Islam Cipasung (IAIC) Singaparna dan Institut Agama Islam Latifah Mubarokiyah (IAILM) Suryalaya. Selain itu, Tasikmalaya dikenal memiliki sejumlah pondok pesantren di antaranya Pondok Pesantren Cipasung, Miftahul Huda Manonjaya, KH. Zainal Musthafa Sukamanah & Sukahideng dan Pondok Pesantren lainnya yang hampir merata ada disetiap desa.

Perguruan Tinggi[sunting | sunting sumber]

Sekolah Lanjutan Atas[sunting | sunting sumber]

Pondok Pesantren[sunting | sunting sumber]

  • Pesantren Miftahul Huda, Manonjaya.
  • Pesantren K.H. Zainal Musthafa Sukamanah, di Sukarame[10] namanya sesuai dengan tokoh K.H. Zainal Mustafa, seorang pahlawan Nasional.
  • Pesantren Cipasung dan lain-lain.

Ekonomi[sunting | sunting sumber]

Perekonomian Tasikmalaya umumnya bertumpu pada sektor pertanian, peternakan, dan perikanan, selain juga bertumpu pada sektor pertambangan seperti pasir Galunggung yang memiliki kualitas cukup baik bagi bahan bangunan, industri, dan perdagangan.
Tasikmalaya, terutama pada era sebelum 1980-an, dikenal sebagai basis perekonomian rakyat dan usaha kecil menengah seperti kerajinan dari bambu, batik, dan payung kertas. Selain itu, kota ini pun dikenal sebagai kota kredit akibat banyaknya pedagang dan perantau dari wilayah ini yang berprofesi sebagai pedagang yang menggunakan sistem kredit. Komoditas kreditan umumnya adalah barang-barang kelontong dan kebutuhan rumah tangga. Namun, sangat disayangkan, seiring dengan kebijakan investasi besar-besaran di era 1990-an, potensi ekonomi rakyat di daerah ini cenderung terpinggirkan, bahkan tidak diperhatikan.

Julukan[sunting | sunting sumber]

  • Delhi van Java
  • Mutiara dari Timur
  • Cintabodas

Pariwisata[sunting | sunting sumber]

Tempat Wisata[sunting | sunting sumber]

Tempat Wisata menarik di Kabupaten Tasikmalaya:[11]

Kampung Naga[sunting | sunting sumber]

Kampung Naga
Kampung Naga terletak sekitar 90 km dari Bandung. Masyarakat yang tinggal di daerah ini mempunyai tradisi lama yang tetap dipertahankan. Keunikan kampung ini adalah bangunan-bangunan rumah yang dibuat seragam, mulai dari bahan bangunan sampai pada potongan bangunan dan arah menghadapnya.

Kerajinan[sunting | sunting sumber]

Daerah Rajapolah amat terkenal dengan kerajinan anyaman. Di sini banyak dihasilkan tikar, anyaman dari bambu, mendongan, perabotan rumah tangga, dan sebagainya. Industri kecil lainnya yang amat menarik: Payung Tasik, Kelom Geulis dan Batik Tulis. Lingkungan industri kecil yang sedang pesat berkembang ialah Desa Sukaraja Kecamatan Rajapolah, yang menghasilkan industri anyaman mendongan dan berbagai kerajinan tangan lainnya. Hasil karya kerajinan tangan ini dapat ditemui dengan mudah di toko-toko yang berada di sepanjang Jalan Raya Rajapolah.

Gunung Galunggung[sunting | sunting sumber]

Ledakan dahsyat Galunggung, 1982
Kabut volkano Galunggung, 1982
Letusan Gunung Galunggung terakhir, yang terjadi pada tanggal 5 April 1982, memberikan keuntungan di satu sisi. Sisa-sisa letusan itu sekarang berubah menjadi objek wisata yang indah mempesona, membentuk danau kawah dan sumber air panas.

Pantai Cipatujah[sunting | sunting sumber]

Pantai dengan keindahan alam laut, berpasir putih. Terletak di Kecamatan Cipatujah, sekitar 74 km dari kota Tasikmalaya. Rekreasi bisa dilakukan di muara sungai Cipatujah, mempergunakan perahu, memancing, serta bisa berbelanja berbagai macam buah pisangkec.cipatujah kab.tasikmalaya sangat indah .

Pantai Sindangkerta[sunting | sunting sumber]

Keistimewaan Pantai Sindangkerta, adalah taman laut yang disebut Taman Lengsar. Bisa digunakan sebagai tempat berenang. Jika air laut surut, maka di taman seluas 20 hektar itu, akan dijumpai karang laut, ikan hias, dan suaka alam satwa penyu hijau yang sudah langka kita temukan.

Pantai Karang Tawulan[sunting | sunting sumber]

Jarak dari kota Tasikmalaya 100 km, terletak di kecamatan Cikalong. Sebuah pantai berkarang dan landai, memiliki panorama laut yang mempesona. Agak ke timur, terdapat pulau kecil Nusa Manuk. Pada waktu-waktu tertentu, Nusa Manuk dihuni oleh berbagai macam jenis burung

Curug Dengdeng[sunting | sunting sumber]

Curug Dengdeng
Air terjun bertingkat ini terletak di Desa TawangKecamatan Cikatomas.[12]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar